Convert to : English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Politik Indonesia : SBY-Boediono

Diposting oleh tony_lin | 9:04 PM | | 0 komentar ยป

Salut buat Pak SBY, selama ini adem adem saja yang akhirnya hari ini melakukan deklarasi pasangannya, banyak mendapat pro-kontra namun beliau tetap memilih Pak Boediono sebagai pasangannya untuk maju sebagai capres-cawapres pilpres Juli mendatang..Memang membutuhkan Keberanian yang teguh dan merupakan sebuah terobosan yang mantap.

Kenapa langkah yang diambil Pak SBY ini pantas kita acungkan jempol?
Tentu saja banyak hal-hal baru yang telah beliau lakukan, yang mana belum maupun tidak dilakukan oleh lawan-lawan politiknya yang konon mengklaim akan mampu memerintah dengan lebih baik.

Salah satunya adalah ketenangan dan konsistensi, selama ini Demokrat dengan Pak SBY nya tidak banyak dipublikasi langkah politiknya lalu dengan begitu konsistennya tetap kukuh memilih Pak Boediono sebagai pasangannya untuk maju di Pilpres.

Sangat berbeda sekali dengan Partai Golkar dengan Pak JKnya yang paling heboh, bolak balik mencari koalisi sehingga terkesan tidak konsisten lalu apakah lebih cepat lebih baik itu benar-benar baik setidaknya buat rakyat Indonesia?

Lalu bagaimana dengan PDIP dengan bu Meganya dan Gerindra dengan pak Prabowonya? sama-sama ngotot mau memimpin, sama-sama tidak mau mengalah..setidaknya demi rakyat banyak berkorbanlah dan ambillah resiko.

Lalu pada akhirnya lebih baik mana? 'Lebih cepat atau Lebih tepat' yang lebih baik?
Mari kita telusuri beberapa terobosan yang telah dipilih Pak SBY dengan segala resiko yang mungkin dihadapinya...


1. Pasangan beliau itu bukan politikus.
Seorang Pak Boediono itu tidak termasuk dalam tokoh atau elite partai politik peserta koalisi, beliau hanya seorang profesional ekonom yang sudah teruji kemampuan, masa lalu dan kerja kerasnya dalam mengamankan perekonomian Indonesia di masa resesi global ini dan dibelakang Pak Boediono tidak berdiri pendukung atau faksi-faksi manapun yang mendukungnya ataupun caleg-caleg yang akan mendukung kebijakannya diparlemen nantinya.

2. Berani melawan Arus.
Pencalonan beliau ditolak oleh mitra koalisi partai Demokrat yang tentunya akan mempengaruhi kekuatan koalisi apabila mereka tidak bisa menerima dan jika akhirnya memilih berpaling dan berkoalisi dengan lawan politik Pak SBY, tetapi konsistensi tetap dijaga dan Pak Boediono tetap diusung. Tentu saja langkah ini sangat-sangat tidak mendukung bagi parpol yang memang berencana ingin berbagi kekuasaan, sehingga mungkin memicu perpecahan.

3. Berani melakukan perbedaan.
Sekarang kita lihat saja pasangan yang sudah deklarasi Pak JK-WIN yang 'Lebih Cepat, Lebih Baik' adalah sama Ketua dari Partai Politik yang berkoalisi, lalu bagaimana dengan pasangan yang belum jelas koalisinya, Mega-Pro atau Pro-Mega juga sama-sama ketua dari kedua parpol yang mengkin akan berkoalisi. Belum ada satu pun koalisi yang mengusung pasangan yang bukan dari parpol koalisi, karena para takut pecah kongsi apabila tidak menerima kontrak dan amplop politik peserta koalisi. Jadi kelihatannya berkoalisi karena saling membutuhkan dukungan saja supaya tujuan bisa tercapai.

4. Dipilih karena Kualitas dan Kondisi.
Menurut saya, jika banyak pengamat politik mengatakan Pak Boediono dipilih karena Pak SBY tidak pasangan yang terlalu aktif, zig-zag dan melewati wewenang beliau seperti sekarang, kalau begitu apakah tidak ada calon pasangan dari partai koalisi yang memenuhi kriteria tersebut? Saya yakin masih banyak para elite politik koalisi yang bersedia menjadi pasangan Pak SBY tanpa melewati batasan-batasan yang ditentukan. kan tidak semua elit politik partai koalisi mirip karakter Pak JK.

Pak Boediono dinilai sosok yang mampu diandalkan bangsa ini dalam memerangi krisis, memperbaiki nasib bangsa dan mungkin bisa membawa kemajuan ekonomi bangsa ini....
Hanya sedikit bangsa yang masih menjaga pertumbuhan ekonomi positif di masa resesi ini, apalagi Bangsa Indonesia. Ini suatu Prestasi Besar.

5. Pasangan yang lebih mementingkan kepentingan rakyat dan jangka panjang.
Satu-satunya yang sangat menyakinkan adalah pilihan ini bukan semata-mata berdasarkan pertimbangan politik atau bagi-bagi kekuasaan, tidak ada unsur bayar utang politik, saat ini yang paling dibutuhkan rakyat dan bangsa Indonesia ini adalah perbaikan nasib, ekonomi yang membaik, lapangan kerja dan kesejahteraan rakyat yang membaik, mungkin inilah pertimbangan Pak SBY memilih Pak Boediono.
tentunya alasan ini lebih logis dibandingkan prasangka yang mengatakan bahwa Pak SBY trauma mendapat Wapres seperti pak JK.

6. Pasangan ini punya latar belakang yang harmonis.
Sepengetahuan kita Pak Boediono beberapa dekade belakangan memang bekerja sama, tidak ada kontra maupun ketegangan yang terjadi. Nah hal ini tentu saja sangat bertolak belakang dengan pasangan JK-WIN (bukan pak Wiranto pecahan dari Partai Golkar dan membentuk Partai Hanura yang berhati nurani dan berbeda dengan partai berkuasa (Demokrat-Golkar)?
Lalu jika Mega-Pro ataupun Pro-Mega jadi maju sebagai pasangan Capres-Cawapres, sama saja keduanya mempunyai masa lalu yang tidak harmonis, yang semenjak dulu bermusuhan (Reformasi-Orde Baru)?

7. Kemungkinan terindah.
Kalau selama ini pak SBY lebih dikenal karena keseriusan dalam memberantas korupsi, menjaga keamanan dan keutuhan persatuan bangsa ini, lalu sekarang pasangan beliau, Boediono akan mampu menambahkannya lagi yakni perbaikan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Niscaya bangsa ini akan bangkit toh kesemua keperluan dan syarat-syarat dasar untuk menjadi lebih baik bisa dipenuhi....Negara aman, Hukum ditegakkan dan rakyatnya makmur.....

Jadi semoga pasangan SBY-Boediono benar-benar sesuai harapan rakyat banyak dan melakukan tugasnya dengan baik apabila diberi kesempatan untuk memerintah di 5 tahun mendatang.

Tentu saja poin-poin diatas adalah poin positif untuk pasangan SBY-Boediono, apabila ada yang berkenan menambahkannya, baik yang baik maupun yang buruk..silahkan saja..diterima dengan tangan dan kaki terbuka...

Peace dan Semoga bermanfaat...
Tony Lin


0 komentar